Biografi Abdul Malik bin Marwan –  Bapak Para Raja

Posted on

Biografi Abdul Malik bin Marwan –  Bapak Para Raja

Abdul Malik bin Marwan – Sesudah  Khalifah Marwan bin Hakam mangkat, tahta khalifah Dinasti Umayyah beralih ke tangan  putranya yang bernama Abdul Malik. Sebagian besar para sejarawan sepakat, bahwa era kepemimpinan Abdul Malik adalah  merupakan permulaan  dari masa keemasan Dinasti Umayyah. Masa kekuasaan nya cukup lama, yaitu sejak  tahun 685 hingga 705 Masehi.

Abdul Malik lahir pada Ramadhan tahun 646 Masehi dikediaman ayahnya, Marwan bin Hakam, di Madinah ketika  masa kekuasaan Khalifah Utsman bin Affan. Beliau tumbuh di Madinah sebagai  seorang pribadi yang saleh dan zuhud. Sejak kecil, Abdul Malik telah  di kelilingi oleh orang – orang yang  berpengaruh, sehingga tidak mengherankan jika beliau  tumbuh menjadi sosok yang dapat di andalkan. Pada masa ayahnya memimpin bahtera Umayyah, Abdul Malik menjadi penasihat dekat nya serta sempat di angkat menjadi Gubernur Palestina, sebelum  pada akhirnya beliau  diangkat menjadi putra mahkota.

Pada saat beliau  menggantikan posisi ayahnya, Abdul Malik berhasil menyatukan seluruh kekhalifahan dalam kendali tunggal Umayyah yang berpusat di Suriah, dan mengalahkan Abdullah bin Zubair yang menjadi khalifah pesaing di Makkah, serta mengakhiri perang saudara. Beliau  juga  di kenal  sebagai khalifah yang pertama kali mencetak dinar serta  menetapkan bahasa Arab sebagai bahasa resmi di pemerintahan.

Hal pertama yang beliau lakukan setelah  di lantik adalah menegaskan kembali kedudukan Dinasti Umayyah yang sempat hancur. Setelah selesai pengangkatan atau baiat di Masjid Damaskus pada 65 Hijriyah, Abdul Malik naik mimbar serta  menyampaikan pidato singkat serta  tegas yang di catat sejarah.

“ Aku bukan khalifah yang suka menyerah dan lemah, bukan juga seorang khalifah yang suka berunding, bukan juga seorang khalifah yang berakhlak rendah. Siapa yang nanti berkata begini dengan kepalanya, akan ku jawab begini dengan pedangku ”.

Sesudah  beliau  turun dari mimbar, sejak saat itu wibawa nya dapat  di rasakan oleh segenap hadirin. Mereka mendengarkan ucapan nya dengan rasa hormat serta kepatuhan. Abdul Malik mempunyai  keleluasaan untuk berkreasi serta  mengembangkan wilayahnya. Pada saat  masa inilah banyak progresifitas yang di lakukan oleh beliau , baik dalam hal perluasan wilayah, ataupun dalam manajemen administrasi pemerintahan.

Wilayah penaklukan yang sebelumnya di mulai oleh Muawiyah bin Abu Sufyan, di lanjutkan lagi pada masa Abdul Malik. Pasukan Dinasti Umayyah merangsek ke Eropa dan menaklukkan Byzantium, mengukuhkan kekuasaan nya di Afrika Utara, serta  meluaskan wilayah ke Timur hingga sampai  ke India dan juga Asia Tengah.

Eamon Gaeron, adalah seorang penulis yang konsen mengenai  Timur Tengah, berpendapat bahwa terdapat setidaknya dua terobosan monumental yang  sangat berpengaruh yang di lakukan ketika  masa pemerintahan Abdul Malik.

Pertama, beliau mewajibkan semua wilayah menggunakan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi. Kebijakan tersebut  telah mendistorsi kedudukan bahasa Yunani dan juga Romawi di Eropa, serta bahasa Persia di Asia. Kedua, beliau  membuat standar alat tukar, yaitu mata uang yang sama di semua wilayah taklukannya. Kedua terobosan tersebut  secara signifikan merombak kebudayaan yang sebagian besar peradaban kuno yang telah  mengakar selama ratusan tahun.

Terjadi “ Arabisasi ” ke seluruh dunia. Semua orang yang ingin berkarir di pemerintahan harus lah memahami Bahasa Arab, dan juga  setiap orang di semua wilayah kekuasaan kaum Muslim harus menggunakan koin mata uang Dinasti Umayyah sebagai satu – satunya alat pembayaran yang resmi.

Tidak hanya itu, Abdul Malik juga berhasil membuat tata administrasi kekuasaan yang rapih dan juga rinci dalam skala yang  besar. Hal ini merupakan  salah satu kekuatan nya dalam memerintah. Dalam hal militer, terjadi inovasi secara besar – besaran dalam hal teknik berperang baik di darat ataupun di laut, hingga pada  inovasi persenjataan.

Dalam hal peribadatan, beliau  juga membangun Masjid Umar atau Qubbatush Shakra ’ di Yerusalem serta  memperluas Masjidil Haram di Makkah. Dengan kata lain, dari sejumlah pendahulunya, Abdul Malik mungkin dapat  di katakan sebagai sosok yang membuka gerbang masa keemasan Dinasti Umayyah.

Abdul Malik wafat pada bulan Syawal yang bertepatan dengan tahun 705 Masehi dalam usia 60 tahun. Beliau  mewariskan fundamen kekuasaan yang sangat kokoh bagi terbangunnya sebuah dinasti yang disegani oleh  dunia.

Kelak para sejarawan mengenalnya dengan sebutan Abul Muluk atau bapak para raja. Karena empat putra nya, yaitu Al Walid, Sulaiman, Yazid II, dan Hisyam adalah para khalifah Dinasti Umayyah yang membawa dinasti ini mencapai hingga pada  masa keemasannya.

Baca Juga :