Biografi Andrea Hirata – Kisah Inspiratif Sang Penulis Novel
Andrea Hirata – Beliau dikenal sebagai salah satu novelis terkenal di Indonesia. Salah satu novel Karya Andrea Hirata yang paling terkenal yaitu Novel Laskar Pelangi yang ceritanya sangat menginspirasi bahkan kisah novel tersebut di angkat ke layar lebar.
Biografi Andrea Hirata
Beliau mempunyai nama lengkap Andrea Hirata Seman Said Harun yang lahir di Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung pada tanggal 24 Oktober 1967, akan tetapi ada juga beberapa yang menyatakan bahwa beliau lahir pada tahun 1982.
Andrea Hirata adalah anak keempat dari pasangan Seman Said Harunayah dan NA Masturah. Beliau di lahirkan di sebuah desa yang termasuk desa miskin yang letaknya yang cukup terpelosok di pulau Belitong. Tinggal di sebuah desa kecil dengan segala keterbatasan memang cukup mempengaruhi pribadinya sedari kecil. Beliau mengaku lebih banyak memperoleh motivasi dari keadaan di sekelilingnya yang banyak memperlihatkan keperihatinan.
Fakta Nama Andrea Hirata
Nama Andrea Hirata sebenarnya bukanlah nama pemberian dari kedua orang tuanya. Sejak lahir beliau diberi nama Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun. Merasa tidak cocok dengan nama tersebut, beliaupun menggantinya dengan Wadhud.
Akan tetapi, beliau masih merasa terbebani dengan nama tersebut . Alhasil, beliaupun kembali mengganti namanya dengan Andrea Hirata Seman Said Harun sejak ia remaja. Andrea diambil dari nama seorang wanita yang nekat bunuh diri jika penyanyi pujaannya, yakni Elvis Presley tidak membalas suratnya . Dalam wawancaranya dengan media Jakarta Globe pada tahun 2010, Andrea Hirata mengatakan bahwa beliau sudah mengganti namanya sebanyak tujuh kali.
Nama Hirata sendiri di ambil dari nama kampung serta bukanlah nama orang Jepang seperti anggapan orang sebelumnya. Sejak remaja itulah, pria asli Belitong ini mulai menyandang nama Andrea Hirata.
Masa Kecil Andrea Hirata
Dalam biografi Andrea Hirata di ketahui bahwa beliau tumbuh seperti halnya anak – anak kampung yang lainnya. Tumbuh dengan status sebagai seorang anak pegawai yang pas – pasan di PT Timah di Belitong seperti yang diceritakan dalam novel laskar pelangi.
Dengan segala keterbatasan, beliau tetap menjadi anak periang yang sesekali berubah menjadi pemikir ketika menimba ilmu di sekolah. Disamping itu, beliau juga kerap mempunyai impian dan mimpi – mimpi di masa depannya.
Seperti yang diceritakannya dalam novel Laskar Pelangi, Sejak kecil beliau bersekolah di sebuah sekolah yang kondisi bangunannya sangat mengenaskan serta hampir rubuh. Sekolah yang bernama SD Muhamadiyah tersebut di akuinya cukuplah memperihatinkan. Akan tetapi karena ketiadaan biaya, beliau terpaksa bersekolah di sekolah yang bentuknya lebih mirip sebagai kandang hewan ternak. Kendati harus menimba ilmu di bangunan yang tidak nyaman, beliau tetap mempunyai motivasi yang cukup besar untuk belajar. Di sekolah tersebut pulalah, beliau bertemu dengan sahabat – sahabatnya yang di juluki dengan sebutan Laskar Pelangi.
Bertemu Dengan Sosok Bu Muslimah
Di SD Muhamadiyah pula, Andrea bertemu dengan seorang guru yang sampai kini sangat dihormatinya, yakni NA ( Nyi Ayu ) Muslimah. Kegigihan Bu Muslimah untuk mengajar siswa yang hanya berjumlah tidak lebih dari 11 orang tersebut ternyata sangat berarti besar bagi kehidupannya. Perubahan dalam kehidupannya, diakuinya tidak lain karena motivasi dan juga hasil didikan dari Bu Muslimah. Sebenarnya di Pulau Belitong ada sekolah lain yang dikelola oleh PN Timah.
Akan tetapi , Andrea tidak berhak untuk bersekolah di sekolah tersebut karena status ayahnya yang masih menyandang sebagai pegawai rendahan. Beliau menulis salah satu novel yang paling terkenal di Indonesia yaitu Laskar Pelangi di dasarkan pada memoar tentang masa kecilnya yang membentuk karakternya hingga menjadi seperti sekarang.
Berkat Bu Muslimah, beliau memperoleh dorongan yang membuatnya mampu menempuh jarak 30 km dari rumah ke sekolah untuk menimba ilmu. Tidak heran, beliau sangat mengagumi sosok Bu Muslimah sebagai salah satu inspirator dalam hidupnya. Menjadi seorang penulis pun diakui oleh Andrea karena sosok Bu Muslimah.
Sejak kelas 3 SD, beliau sudah membulatkan niat untuk menjadi penulis yang menggambarkan perjuangan Bu Muslimah sebagai seorang guru. “ Jika saya besar nanti, saya akan menulis tentang Bu Muslimah ” ungkap penggemar penyanyi Anggun ini. Sejak saat itu, beliau tidak pernah berhenti mencoret – coret kertas untuk belajar menulis cerita.
Menjadi Penulis Novel Terkenal
Dalam biografi Andrea Hirata diketahui bahwa kini beliau sangat di sibukkan dengan kegiatannya menulis dan juga menjadi pembicara dalam berbagai acara yang menyangkut dunia sastra. Penghasilannya pun sudah termasuk paling tinggi sebagai seorang penulis. Namun demikian, beberapa pihak sempat meragukan isi dari novel Laskar Pelangi yang dianggap terlalu berlebihan. Kesuksesan nya sebagai seorang penulis tentunya membuat beliau bangga dan bahagia atas hasil kerja kerasnya selama ini.
Meskipun beliau disibukkan dengan kegiatannya yang cukup menyita waktu, beliau masih tetap mampu meluangkan waktu untuk mudik di saat Lebaran. Bahkan baginya, mudik ke Belitong ketika Lebaran adalah wajib hukumnya.
Di Belitong, beliau melakukan rutinitas bersilaturahmi dengan orang tua serta kerabat lainnya sembari memakan kue rimpak, kue khas Melayu yang selalu hadir pada saat Lebaran. Kendati perjalanan ke Belitong tidaklah mudah, karena pilihan transportasi yang terbatas, beliau tetap saja harus mudik setiap Lebaran tiba. Terlebih lagi, jika beliau tidak kebagian tiket pesawat ke Bandara Tanjung Pandan, Pulau Belitong, maka mau tidak mau Andrea harus menempuh 18 jam perjalanan dengan menggunakan kapal laut.
Perasaan bangga dan bahagia semakin dirasakan oleh Andrea tatkala Laskar Pelangi di angkat menjadi film layar lebar oleh Mira Lesmana dan Riri Riza. Apalagi, film Laskar Pelangi juga sempat di tonton oleh orang nomor satu di negeri ini, Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu.
Menjadi seorang penulis novel terkenal mungkin tidak pernah ada dalam pikiran Andrea Hirata sejak masih kanak – kanak. Berjuang untuk meraih pendidikan tinggi saja, di rasa sulit pada saat itu. Akan , seiring dengan perjuangan serta kerja keras tanpa henti, Andrea mampu meraih sukses sebagai seorang penulis memoar kisah masa kecilnya yang penuh dengan keperihatinan. Dari Novel Laskar Pelangi selanjutnya muncullah trilogi novel yaitu Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov.
Karya dan Penghargaan Andrea Hirata
Dalam biografi Andrea Hirata di ketahui juga fakta bahwa sejak tahun 2005 hingga pada tahun 2019, Andrea Hirata sudah menghasilkan 11 novel. Dari karyanya tersebut, Andrea banyak meraih penghargaan sebagai seorang novelis. Tiga diantaranya berasal dari luar negeri yaitu Buch Awards Jerman pada tahun 2013, Pemenang Festival Buku New York 2013 dan penghargaan Honorary Doctor of Letters ( Hon Dlitt ) dari Universitas Warwick pada tahun 2015.
Baca Juga :
- Biografi dan Profil Surya Paloh
- Profil Dewi Tanjung – Politisi PDIP yang Laporkan Novel Baswedan Ke Polda Metro