Biografi Anthony Salim – Pengusaha Sukses Indonesia

Posted on

Biografi :  Anthony Salim – Pengusaha Sukses Indonesia

Nama Lengkap :Anthony Salim
Alias :Liem Hong Sien
Tanggal Lahir :Selasa , 25 Oktober 1949
Warga Negara :Indonesia
Ayah :Sudono Salim
Karier :
  • CEO Salim Group
  • Presiden Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk ( 2004 )
  • Non – Executive Chairman and Chairman of Nomination Committee First Pacific Company Ltd ( 2003 )
  • Former Non – executive Director Elders Limited
  • Member of International Advisory Board Allianz SE
  • President Commissioner Fastfood Indonesia PT
  • Former President Commissioner PT Indomobil Sukses Internasional Tbk
  • President Director and Member of the Board of the Directors PT Indofood CBP Sukses Makmur
Penghargaan :Tokoh Bisnis Paling Berpengaruh 2005

Anthony Salim alias Liem Hong Sien, CEO Group Salim ( generasi kedua ) terpilih sebagai salah seorang 10 Tokoh Bisnis Paling Berpengaruh  pada tahun 2005 versi Warta Ekonomi. Beliau  dinilai  telah berhasil membangun kembali kerajaan bisnis Salim Group, setelah sempat mengalami kemunduran akibat krisis ekonomi yang terjadi pada tahun  1998. Sebelum krisis moneter dan ekonomi 1998, Group Salim terbilang konglomerasi terbesar di Indonesia dengan aset mencapai US$ 10 milyar ( sekitar Rp 100 trilyun ). Majalah Forbes bahkan pernah menobatkan Liem Sioe Liong, pendiri Grup Salim, sebagai salah satu orang terkaya di dunia.

Bank Central Asia ( BCA ), miliknya di- rush ketika krisis multidimensional 1998 tersebut. Untuk mengatasinya, terpaksa menggunakan BLBI dan akibatnya berhutang hingga Rp 52 trilyun. Anthony yang sudah di percayakan memegang kendali perusahaan menggantikan ayahandanya  yaitu Sudono Salim ( Liem Sioe Liong ) ini pun bertanggung jawab.  Beliau  melunasi seluruh hutangnya, meskipun  harus terpaksa melepas beberapa perusahaan. Diantara perusahaan yang dilepas adalah PT Indocement Tunggal Perkasa, PT BCA ( kemudian dikuasai Farallon Capital dan Grup Djarum ) dan PT Indomobil Sukses Internasional.

Akan tetapi , beliau  tetap mempertahankan beberapa perusahaan, di antaranya PT Indofood Sukses Makmur Tbk, dan PT Bogasari Flour Mills, yang merupakan produsen mie instan dan terigu terbesar di dunia. Disamping  itu juga berkibar beberapa perusahaan di luar negeri, di antaranya  berada di Hong Kong, Thailand, Filipina, Cina dan juga  India.

Majalah Globe Asia menobatkan Anthony Salim, bos Grup Indofood sebagai taipan terkaya ketiga Indonesia.  Beliau berada di bawah posisi Budi Hartono ( Grup Djarum ) dan Eka Tjipta Widjaja ( Grup Sinar Mas ). Menurut perhitungan majalah tersebut – yang didasarkan pada nilai kepemilikan saham baik yang listed atau non listed – Anthoni mempunyai  harta  sebesar US$ 3 miliar atau sekitar Rp 27 triliun.

Saat ini  Indofood terus tumbuh dan berkembang sebagai raja industri makanan di Indonesia. Bahkan, bisnis Indofood kian terintegrasi dan bergerak dari hulu hingga hilir. Perusahaan ini bergerak di sektor agribisnis, industri tepung terigu, produk makanan hingga menguasai jalur distribusi. Sejumlah produk konsumen bermerk made in Indofood telah  dikenal luas dikalangan masyarakat Indonesia, seperti mie instan ( Indomie, Supermi dan Sarimi ), susu Indomilk, tepung terigu Bogasari ( Segitiga Biru, Kunci Biru dan Cakra Kembar ), minyak goreng ( Bimoli ) hingga mentega ( Simas Palmia ).

Di bawah komando Anthony, Indofood membukukan laba bersih Rp 2 triliun.  Menurut beliau , Indofood berhasil melewati berbagai macam  tantangan dalam kurun waktu lima tahun yang sulit ini. Bisnis model yang terdiri dari agribinis dan non – agribisnis, sudah  membuktikan bahwa  ketangguhannya dalam dua tahun terakhir ini ketika harga komoditas bergejolak.

Beliau  mengakui  bahwa krisis ekonomi global 2008 memang mengakibatkan penurunan harga  di berbagai komoditas secara tajam dan  juga menurunkan tingkat inflasi. Pendapatan divisi agribisnis Indofood juga terpengaruh. Nilai penjualan Bogasari juga menurun karena harga tepung turun. Akan tetapi , beliau  menekankan turunnya harga komoditas  tersebut justru  memberikan berdampak positif bagi Produk Konsumen Bermerk. Permintaan atas produk konsumen bermerk meningkat seiring dengan  naiknya daya beli konsumen.

Untuk mengambil peluang yang ada dan mempertahankan kepemimpinan pasar, Indofood lebih memilih memperkuat brand equity  dengan melalui investasi secara terus menerus di berbagai merek yang  dimiliki.  Di samping itu, beliau  mengaku meluncurkan berbagai produk baru yang inovatif serta  sesuai dengan  kebutuhan pasar. Dua varian baru cup noodles yang diluncurkan pada 2009, sangat sukses di pasaran. Untuk menembus pasar di daerah pedesaan, Anthony menyebutkan  bahwa Indofood mengembangkan program “ Raja Desa ”. Tujuannya, yaitu aalah  untuk memperdalam penetrasi distribusi dan juga  meningkatkan ketersediaan produk – produk di pedesaan.

Putra Liem Sioe Liong ini tidak ingin kerajaan bisnisnya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk., berhenti berekspansi dan berinovasi. Untuk mendukung rencananya tersebut , Anthony pun menggandeng Nestle S.A. Keduanya sepakat untuk memperlebar pangsa pasar Indofood dan Nestle. Deal bisnis antara dua kerajaan makanan dan minuman tersebut  berujung pada pendirian PT Nestle Indofood Citarasa Indonesia. Perusahaan berstatus PMA ini menyedot dana sebesar  Rp50 miliar, dengan masing – masing pihak menyetor 50 %.

Beliau  percaya reputasi yang dimiliki oleh  kedua perusahaan setidaknya dapat  mendongkrak nilai tambah bagi masyarakat dan pemegang saham. Perusahaan tersebut akan bergerak di bidang manufaktur, penjualan, pemasaran, dan juga distribusi produk kuliner. Ke depan, Indofood masih akan memberikan  lisensi penggunaan merek produk kuliner kepada Nestle – Indofood. Indofood sendiri mempunyai  kekuatan pada profil produksi rendah biaya, jangkauan distribusi yang luas, serta  kecepatan dalam menjangkau konsumen melalui anak perusahaannya, PT Indosentra Pelangi, yang menjadi pemain utama di bidang industri bumbu penyedap makanan.

Sementara itu, Nestle bergerak di bidang produksi dan penjualan berbagai produk makanan dan minuman, termasuk mie instan dan bumbu penyedap makanan di seluruh dunia. Kekuatan perusahaan asal Swiss tersebut  berada  pada riset dan pengembangan yang kuat dalam memproduksi makanan dan nutrisi.

Anthony melihat bahwa perusahaan yang dipimpinnya merupakan  kapal yang besar dengan 50.000 karyawan. Harus terdapat  komunikasi yang baik supaya  kinerja perusahaan bisa terfokus tajam dalam melihat pasar.

Baca Juga :