Biografi dan Profil Susilo Bambang Yudhoyono – Presiden Keenam Republik Indonesia
Susilo Bambang Yudhoyono. Beliau biasa disapa dengan SBY. Beliau adalah seorang mantan presiden Republik Indonesia keenam yang menduduki masa pemerintahan selama dua periode atau selama 10 tahun. SBY adalah Presiden pertama Indonesia yang dipilih melalui jalur pemilu sejak era reformasi bergulir. Susilo Bambang Yudhoyono beliau juga merupakan seorang pendiri partai Demokrat yaitu salah satu partai yang pernah berkuasa di Indonesia. Sebelum beliau memutuskan untuk terjun ke dunia politik dan menjadi presiden, beliau adalah mantan jenderal TNI Angkatan Darat.
Biodata Susilo Bambang Yudhoyono
Nama Lengkap : | Susilo Bambang Yodhoyono |
Tempat, tanggal lahir : | Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949 |
Agama : | Islam |
Orangtua : | R. Soekotjo ( Ayah ), Sitti Habibah ( Ibu ) |
Istri : | Kristiani Herrawati |
Anak : | Agus Harimurti Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono |
Pendidikan : |
|
Karir
|
|
Penghargaan : |
|
Biografi dan Profil Singkat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Susilo Bambang Yudhoyono atau yang akrab disapa dengan SBY lahir pada 9 September 1949 di Pacitan, Jawa Timur . Istri beliau bernama Kristiani Herawati atau yang dikenal dengan nama Ani Yudhoyono. Ibu Ani Yudhoyono merupakan putri ketiga dari almarhum Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo.
Pensiunan jenderal berbintang empat ini adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Darah prajurit menurun dari sang ayah yang pensiun sebagai Letnan Satu. Sedangkan ibunya, Sitti Habibah,adalah putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas.
Dari pernikahan beliau dengan Ani Yudhoyono, SBY di karuniai dua orang putra yaitu Agus Harimurti Yudhoyono, ia merupakan lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara di Magelang yang mengikuti serta menyamai jejak dan juga prestasi SBY di dalam bidang militer. Agus Harimurti juga lulus dari Akmil pada tahun 2000 dengan meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa kemudian putra kedua yakni Edhie Baskoro Yudhoyono merupakan lulusan dari Nanyang Technological University dalam bidang Ekonomi dan berkecimpung di dunia politik.
Riwayat Masa Kecil SBY
Pendidikan SBY merupakan landasan masa depan yang paling menentukan pada diri SBY. Saat duduk di bangku kelas lima, beliau untuk pertama kali mengenal dan akrab dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah. Kemudian AMN berubah nama menjadi Akabri. SBY sekolah di SMP Negeri Pacitan, yang terletak di sebelah selatan alun-alun kota . sekolah tersebut merupakan sekolah idola untuk anak-anak Kota Pacitan. SBY Mewarisi sikap ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya yaitu menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah beliau lulus SMA pada akhir tahun 1968. Akan tetapi , karena beliau terlambat mendaftar, SBY tidak langsung masuk Akabri. Maka SBY pun sempat menjadi seorang mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).
Riwayat SBY di Militer
Akan tetapi kemudian, SBY justru memilih untuk masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) di Kota Malang, Jawa Timur. Selama belajar di PGSLP Malang tersebut, beliau mempersiapkan diri untuk masuk Akabri. Pada Tahun 1970, beliau akhirnya berhasil masuk Akabri di Kota Magelang, Jawa Tengah setelah lulus ujian penerimaan akhir di Kota Bandung. Ketika sedang menjalani pendidikan Akabri di Magelang, beliau bertemu dengan jodoh nya yaitu Ani Yuhoyono yang pada saat itu merupakan anak dari Gubernur AKABRI, Sarwo Edhie Wibowo .
Lulusan Terbaik AKABRI
Dalam biografi Susilo Bambang Yudhoyono diketahui bahwa SBY satu angkatan dengan Prabowo Subianto Agus Wirahadikusumah, dan Ryamizard Ryacudu. Selama masa pendidikan, SBY mendapat julukan Jerapah, karena tubuhnya yang tegap dan juga tinggi. Dan selama menempuh pendidikan AKABRI, Susilo Bambang Yudhoyono meraih predikat lulusan terbaik di AKABRI pada tahun 1973 dengan menerima penghargaan lencana Adhi Makasaya. Setelah lulus dari AKABRI, SBY kemudian melamar Ani Yudhoyono.
Setelah beliau menikah, SBY kemudian melanjutkan pendidikan militernya di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia, AS (1976), Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS (1982-1983) dan meraih honor graduate, Jungle Warfare Training di Panama (1983). Selanjutnya Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991). Gelar MA diperoleh beliau dari Webster University Amerika Serikat ( AS ).
Perjalanan karier militer beliau , dimulai dengan menjabat sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) pada tahun 1974-1976, yang membawahi langsung sekitar 30 prajurit.
Pengalaman Militer SBY
Batalyon Linud 330 adalah salah satu dari tiga batalyon yang berada di Brigade Infantri Lintas Udara 17 Kujang I/Kostrad, yang mempunyai nama harum dalam berbagai operasi militer. Ketiga batalyon tersebut adalah Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Batalyon Infantri Lintas Udara 328/Dirgahayu, dan Batalyon Infantri Lintas Udara 305/Tengkorak.
Kefasihan beliau dalam berbahasa Inggris, membuat beliau terpilih untuk mengikuti pendidikan lintas udara ( Airborne ) serta pendidikan Pasukan Komando ( Ranger ) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975. Kemudian setelah beliau kembali ke tanah air, SBY menjabat sebagai Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak ( Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad ) tahun 1976-1977. Beliau pun memimpin Pleton ini saat bertempur di Timor Timur.
Sekembalinya beliau dari Timor Timur, SBY di tugaskan menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977). Kemudian, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda Sops SUAD (1981-1982). Saat bertugas di Mabes TNI-AD tersebut, SBY kembali mendapat kesempatan untuk sekolah ke Amerika Serikat.
Sejak tahun 1982 sampai tahun ( 1983 ), beliau menjalani Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS ( 1982-1983 ) sekaligus praktek kerja On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS ( 1983 ). Kemudian beliau mengikuti Jungle Warfare School, Panama ( 1983 ) dan Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman ( 1984 ), serta Kursus Komando Batalyon ( 1985 ). Pada saat bersamaan SBY menjabat Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985) Kemudian beliau mendapatkan kepercayaan dengan menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988) dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988), sebelum beliau mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad) di Bandung dan keluar sebagai lulusan terbaik Seskoad 1989.
SBY pun sempat menjadi seorang Dosen Seskoad pada tahun (1989-1992), dan ditempatkan pada Dinas Penerangan TNI-AD (Dispenad) dengan tugas beliau antara lain membuat naskah pidato KSAD Jenderal Edi Sudradjat. Selanjutnay ketika Edi Sudradjat menjabat sebagai Panglima ABRI, beliau ditarik ke Mabes ABRI untuk menjadi Koordinator Staf Pribadi (Korspri) Pangab Jenderal Edi Sudradjat (1993).
Kemudian beliau kembali bertugas pada satuan tempur dan diangkat menjadi Komandan Brigade Infantri Lintas Udara (Dan Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad (1993-1994) bersama dengan Letkol Riyamizard Ryacudu. Selanjutnya beliau menjabat sebagai Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995). Tidak lama kemudian, SBY mendapatkan kepercayaan untuk bertugas ke Bosnia Herzegovina dengan menjadi perwira PBB (1995). Beliau menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas Negara Yugoslavia dengan berdasarkan pada kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina. Setelah beliau kembali dari Bosnia, beliau diangkat sebagai Kepala Staf Kodam Jaya (1996). Kemudian SBY menjabat sebagai Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda dan juga Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) sebelum menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).
SBY Terjun Ke Dunia Politik
Karir politik beliau dimulai pada tanggal 27 Januari 2000, ketika beliau memutuskan untuk pensiun lebih dini dari militer saat beliau dipercaya menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada masa pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Tidak lama kemudian, SBY pun terpaksa meninggalkan posisinya sebagai Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat sebagai Menkopolsoskam.
10 Agustus 2001, Presiden Megawati mempercayai dan melantik beliau dengan menjadi Menko Polkam Kabinet Gotong-Royong. Akan tetapi pada 11 Maret 2004, beliau memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam. Keputusan pengunduran diri tersebut membuat beliau menjadi lebih leluasa dalam menjalankan hak politik. Yang kemudian mengantarkan beliau menuju kursi puncak kepemimpinan nasional setelah beliau mendirikan partai Demokrat pada tahun 2001.
SBY Menjadi Presiden Indonesia Keenam
Pada akhirnya, saat pemilu Presiden berlangsung pada putaran kedua 20 September 2004, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla pada saat itu berhasil meraih kepercayaan dari mayoritas masyarakat Indonesia dengan perolehan suara di atas 60 persen. Pada tanggal 20 Oktober 2004 beliau secara resmi dilantik menjadi Presiden RI ke-6.
Setelah akhir jabatannya pada tahun 2009, beliau kemudian mengumumkan akan maju lagi sebagai calon presiden dengan yang di dampingi oleh Boediono sebagai Calon Wakil Presiden yang diusung oleh partai Demokrat. Setelah pemilihan umum yang dilangsungkan pada tahun 2009, SBY kemudian terpilih kembali untuk yang kedua kalinya sebagai Presiden dengan masa jabatan dari tahun 2009 hingga 2014 bersama Boediono sebagai wakil presiden.
Baca Juga :
- Biografi Albert Einstein – Ilmuan Fisika Yang Mendunia
- Biografi Singkat Jenderal Suprapto – Pahlawan Revolusi