Biografi Immanuel Kant – Filsuf Besar Jerman
Biodata Immanuel Kant
Nama : | Immanuel Kant |
Tempat, tanggal lahir : | Konigsberg, Kerajaan Prusia , 22 April 1724 |
Wafat : | Konigsberg, Kerajaan Prusia , 12 Februari 1804 |
Kebangsaan : | Jerman |
Era : | Filsafat abad ke – 18 |
Aliran : | Kantianisme, Filsafat Pencerahan |
Minta Utama : | Epistemologi, Metafisika, Etika |
Gagasan Penting : | Imperatif Kategoris, Transendental Idealisme, SAintetik a priori, Ansichtslosigkeit Sapere Aude, Hipotesis Nebula |
Biografi Immanuel Kant
Immanuel Kant merupakan seorang filsuf besar Jerman pada abad ke -18 yang mempunyai pengaruh yang sangat luas bagi dunia intelektual. Pengaruh dari pemikirannya merambah dari wacana metafisika sampai hingga etika politik dan juga dari estetika sampai teologi. Lebih dari itu, pada wacana etika beliau juga mengembangkan model filsafat moral baru secara mendalam yang mempengaruhi epistemologi selanjutnya.
Penelusuran atas pemikiran Kant merupakan suatu kajian yang cukup rumit, sedikitnya karena ada dua alasan. Pertama, Kant membongkar seluruh filsafat yang sebelumnya lalu membangunnya secara baru . Filsafat tersebut oleh Kant sendiri di sebut dengan Kritisisme untuk melawankan nya dengan Dogmatisme. Dalam sebuah karyanya yang berjudul “ Kritik der reinen Vernunft “ ( Kritik Akal Budi Murni, 1781 / 1787 ) Kant menanggapi, mengatasi, dan juga membuat sintesa di antara dua arus besar pemikiran yang modern, yaitu Empirisme serta Rasionalisme. Revolusi filsafat Kant tersebut seringkali dibandingkan dengan revolusi pandangan dunia oleh Copernicus, yang mematahkan pandangannya bahwa bentuk bumi adalah datar. Kedua, sumbangan Kant dalam Etika. Dalam karyanya yang berjudul “ Metaphysik der Sitten “ ( Metafisika Kesusilaan, tahun 1797 ), Kant membuat distingsi diantara legalitas dan juga moralitas, serta membedakan antara sikap moral yang berdasarkan pada suara hati yang disebutnya otonomi dan juga sikap moral yang asal taat pada peraturan atau pada sesuatu yang berasal dari luar pribadi yang disebutnya Heteronomi .
Kehidupan awal
Immanuel Kant dilahirkan di Königsberg, Kerajaan Prusia, pada tanggal 22 April 1724 dan wafat di Königsberg, Kerajaan Prusia pada tanggal 12 Februari 1804 dalam umur 79 tahun. Kota tersebut saat ini bernama Kaliningrat di Rusia. Beliau berasal dari keluarga pengrajin yang sederhana. Saat Kant masih muda, usaha ayahnya tersebut mengalami kebangkrutan. Kehidupan mereka ketika itu harus didukung oleh keluarga besar dari orang tuanya. Kant dengan penuh kerendahan hati dan juga sangat disiplin. Kant kemudian menjadi seorang guru besar untuk ilmu logika dan metafisika di Universitas Konisberg. Beliau secara rutin memberikan kuliah mengenai geografi fisik. Hal tersebut dilakukan oleh beliau sepanjang tahun sampai tahun 1796. Dalam pengantar kuliahnya, beliau selalu menegaskan tempat geografi pada dunia ilmiah. Beliau memberikan landasan falsafat bagi geografi sebagai pengetahuan ilmiah.
Minat Kant pada geografi fisik tidak didukung oleh pengalamannya dalam menghadapi alam di berbagai belahan dunia akan tetapi muncul dari penyelidikan filosofis atas pengetahuan empiris. Bagi seorang Kant, geografi merupakan ilmu empiris yang ingin menunjukkan alam sebagai suatu sistem. Geografi, menurutnya adalah ilmu mengenai fenomena fisik dan juga budaya yang tersusun di dalam ruang bumi.
Profil Immanuel Kant
Immanuel Kant dilahirkan pada tahun 1724 di Königsberg beliau merupakan seorang anak dari pasangan Johann Georg Kant, yang merupakan seorang ahli pembuat baju zirah atau baju besi, dan ibunya Anna Regina Kant. Ayahnya dikenal sebagai seorang ahli perdagangan, akan tetapi pada tahun 1730 – 1740 perdagangan di Königsberg mengalami kemerosotan. Hal tersebut mempengaruhi bisnis ayahnya yang membuat keluarga mereka hidup di dalam kesulitan. Ibunya meninggal ketika Kant berumur 13 tahun, sedangkan ayah Kant meninggal dunia pada saat beliau berumur hampir 22 tahun.
Kant lalu menempuh pendidikan dasarnya di Saint George’s Hospital School, lalu melanjutkan di Collegium Fredericianum, yaitu sebuah sekolah yang berpegang teguh pada ajaran Pietist. Keluarga Kant memang merupakan penganut agama Pietist, yaitu sebuah agama di Jerman yang mendasarkan keyakinannya pada pengalaman religius serta studi kitab suci. Pada tahun 1740, Kant menempuh pendidikannya di University of Königsberg , disana beliau mempelajari mengenai filosofi, matematika, dan juga ilmu alam. Agar dapat meneruskan pendidikan nya, beliau bekerja sebagai seorang guru privat selama tujuh tahun, pada masa itu, Kant mempublikasikan beberapa naskah yang berkaitan dengan pertanyaan yang bersifat ilmiah. Pada tahun 1755 sampai tahun 1770, Kant bekerja sebagai seorang dosen sambil terus mempublikasikan beberapa naskah ilmiahnya dengan berbagai macam topik. Gelar profesor di dapatkan Kant di Königsberg pada tahun 1770 . Immanuel Kant meninggal dunia pada tanggal 12 Februari 1804 saat berumur 79 di Königsberg, Kerajaan Prusia.
Pemikiran Kant Mengenai Moral
Menurut Kant, tindakan yang terkesan baik dapat bergeser secara moral jika dilakukan bukan berdasarkan pada rasa kewajiban melainkan pamrih yang di hasilkan. Perbuatan yang di nilai baik apabila dilakukan semata – mata karena rasa hormat terhadap hukum moral, yaitu kewajiban. Kant membedakan antara imperatif kategori dan imperatif hipotetis sebagai dua perintah moral yang berbeda. Berkenaan dengan pemikiran deontologi nya, Kant mengemukakan duktum moralnya yang cukup terkenal yaitu : “ Bertindaklah sehingga maxim ( prinsip ) dari kehendakmu bisa selalu, pada yang waktu yang sama, diberlakukan sebagai prinsip yang menciptakan hukum yang universal.
Pemikiran Etika Kant
Etika Immanuel Kant ( 1724 – 1804 ) diawali dengan sebuah pernyataan bahwa satu – satunya hal baik yang tidak terbatasi dan juga tanpa pengecualian adalah “ kehendak baik ”. Sejauh orang berkehendak baik maka orang tersebut baik, penilaian bahwa seseorang tersebut baik sama sekali tidak bergantung pada hal – hal diluar dirinya, tidak ada yang baik dalam dirinya sendiri terkecuali kehendak baik. Wujud dari kehendak baik yang dimiliki oleh seseorang adalah bahwa ia mau untuk menjalankan Kewajiban. Setiap tindakan yang kita lakukan merupakan untuk menjalankan kewajiban sebagai hukum batin yang harus kita taati, tindakan tersebutlah yang mencapai moralitas, demikian menurut Kant. Kewajiban menurutnya adalah suatu keharusan tindakan demi hormat terhadap hukum, tidak peduli apakah itu membuat kita nyaman ataupun tidak, senang ataupun tidak, cocok ataupun tidak. Menurut Kant terdapat tiga kemungkinan dalam diri seseorang untuk menjalankan kewajibannya, Pertama, ia harus memenuhi kewajiban karena hal tersebut dapat menguntungkannya. Kedua, Ia harus memenuhi kewajibannya karena ia terdorong dari perasaan yang ada di dalam hatinya. Ketiga, Ia memenuhi kewajibannya karena kewajibannya tersebut, karena memang ia ingin memenuhi kewajibannya tersebut . Tindakan yang terakhir tersebutlah yang menurut Kant merupakan suatu tindakan yang mencapai moralitas. Selanjutnya Kant membedakan dua hal antara Legalitas dan juga Moralitas. Legalitas merupakan pemenuhan kewajiban yang didorong atas kepentingan sendiri atau dorongan emosional.
Sedangkan Moralitas merupakan pemenuhan kewajiban yang didorong atas keinginan untuk memenuhi kewajiban yang muncul dari kehendak baik yang berasal dari dalam diri. Selanjutnya Kant menjabarkan kriteria kewajiban moral, yaitu landasan epistemology nya bahwa tindakan moral manusia adalah apriori akal budi yang praktis murni dimana sesuatu yang menjadi kewajiban tidak di dasarkan pada realitas empiris, tidak berdasarkan pada perasaan, isi atau juga tujuan dari tindakan.
Baca Juga :
- Biografi Plato – Filsuf dan Matematikawan Yunani
- Biografi Dan Profil I Gusti Ketut Jelantik – Pahlawan Nasional Indonesia