Biografi Maria Walanda Maramis – Pahlawan Pergerakan Nasional Wanita

Posted on

Biografi Maria Walanda Maramis – Pahlawan Pergerakan Nasional Wanita

Nama Lengkap :Maria Walanda Maramis
Tempat , tanggal lahir : Kema , Sulawesi Utara , 1 Desember 1872
Wafat :Maumbi , Sulawesi Utara , 22 April 1924
Agama : Kristen
Suami : Joseph Frederick Caselung Walanda
Suadara :Andries Maramis
Warga Negara :Indonesia
Penghargaan :Pahlawan Pergerakan Nasional

Maria Walanda Maramis merupakan seorang  tokoh Pergerakan Nasional yang bergerak di bidang pengembangan wanita pada awal abad 20. Maria dapat  disebut sebagai RA Kartini dari Minahasa. Beliau lahir di Kema, Minahasa Utara. Tanggal 1 Desember diperingati masyarakat Minahasa sebagai “ Hari Ibu Maria Walanda Maramis “ . Disamping  itu, dibangun pula Patung Walanda Maramis di Komo Luar Kecamatan Weang, Manado. Hal ini menunjukkan bahwa sosok Maria Walanda Maramis sangat melekat di hati masyarakat Minahasa.

Maria adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Saudara laki – lakinya yang bernama Andries Maramis yang nantinya terlibat dalam pergolakan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Maria menjadi yatim piatu ketika berusia 6 tahun karena kedua orang tuanya jatuh sakit kemudian  meninggal dunia. Maria dan dua saudaranya kemudian di asuh oleh paman mereka, Rotinsulu, dan memasukkan Maramis bersaudara ke Sekolah Melayu di Maumbi. Rotinsulu adalah orang yang cukup terpandang disana sehingga ia mempunyai banyak teman dari Belanda. Secara tidak langsung, hal ini membuat Maria juga bergaul dengan orang – orang Belanda tersebut dan itu sangat membuka wawasannya.

Pada saat  berusia 18 tahun, Maria menikah dengan Joseph Frederick Caselung Walanda, seorang guru bahasa di HIS Manado. dari suaminya, Maria belajar banyak hal mengenai  keadaan masyarakat Sulawesi. Pada Juli 1917, beliau dibantu oleh suami dan teman – temannya Maria mendirikan organisasi PIKAT ( Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya ) yang bertujuan untuk memberi pendidikan pada kaum perempuan mengenai rumah tangga, misalnya memasak, menjahit, merawat bayi, yang lain  dan sebagainya. Pembentukan organisasi ini didasari  oleh pikiran Maria yang percaya bahwa perempuan merupakan tiang keluarga dimana pada merekalah masa depan anak – anak bergantung. Pemikiran – pemikiran Maria mengenai  sosok perempuan dituangkannya di harian Tjahaja Siang.

PIKAT yang semula hanya  berada di daerah sekitar Maria kemudian berkembang ke daerah lain, misalnya Tondano, Gorontalo, Poso, Batavia, Bogor, Surabaya, Balikpapan, dan lain sebagainya. Pada tanggal 2 Juli 1918, di Manado didirikan sekolah rumah tangga untuk perempuan – perempuan muda, yaitu Huishound School PIKAT. Untuk menambah pemasukan bagi organisasi, Maria berjualan kue dan hasat karya. Semangat dan kerja keras Maria menggugah hati orang – orang terpandang untuk berdonasi.

Pada tahun 1932, PIKAT mendirikan Opieiding School Var Vak Onderwijs Zeressen atau Sekolah Kejuruan Putri. Maria juga aktif dalam  mewujudkan cita – citanya agar  kaum perempuan mempunyai  hak yang sama dengan laki – laki. Maria yakin bahwa perempuan mempunyai  kemampuan yang sama untuk menuntut ilmu seperti laki – laki. Disamping  itu, Maria juga berjuang agar  perempuan diberi tempat dalam urusan politik, misalnya hak untuk memilih dan duduk dalam keanggotaan Dewan Kota atau Volksraad. .

Baca Juga :