Biografi : Robert Budi Hartono – Pemilik Grup Djarum dan Orang Terkaya Di Indonesia
Menjadi orang terkaya nomor satu di Indonesia selama beberapa tahun berturut – turut itulah R. Budi Hartono yang merupakan pemilik dari Grup Djarum, yang dilahirkan dengan nama lengkap Robert Budi Hartono pada tanggal 28 April 1941 di Kota Semarang.
Ayah beliau bernama Oei Wie Gwan pemilik usaha kecil Djarum Gramophon namanya di ubah menjadi Djarum yang kelak menjadi sebuah perusahaan rokok terbesar di dunia. Robert Budi Hartono yang mempunyai nama Tionghoa Oei Hwie Tjhong oleh Majalah Forbes dicatat mempunyai kekayaan sebesar 17.1 Milyar Dollar atau 228 Trilyun Rupiah.
Beliau adalah Orang terkaya nomor satu selama beberapa tahun di Indonesia dan urutan 131 terkaya didunia. Semua berawal dari Mr. Oei Wie Gwan yang membeli usaha kecil dalam bidang kretek bernama Djarum Gramophon pada tahun 1951 lalu selanjutnya mengubah namanya menjadi Djarum. Oei mulai memasarkan kretek dengan merek “ Djarum ” yang ternyata sukses di pasaran.
Setelah terjadi kebakaran yang hampir memusnahkan perusahaan pada tahun 1963, Djarum kembali bangkit dan memodernisasikan peralatan di pabriknya. Robert dan kakaknya yaitu Michael Budi Hartono menerima warisan ini setelah ayahnya meninggal dunia . ketika itu pabrik perusahaan Djarum baru saja terbakar dan mengalami kondisi yang tidak stabil. Akan tetapi kemudian ditangan dua bersaudara Hartono, Perusahaan Djarum dapat bertumbuh menjadi sebuah perusahaan raksasa.
Pada tahun 1972 Djarum mulai mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri. Tiga tahun kemudian Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi dengan menggunakan mesin, di ikuti dengan merek Djarum Super yang di perkenalkan pada tahun 1981. Saat ini, Di Amerika Serikat pun perusahaan rokok ini mempunyai pangsa pasar yang besar. Dan di negeri asalnya sendiri, Indonesia, produksi Djarum mencapai 48 milyar batang pertahun atau 20 % dari total produksi nasional.
Seiring dengan pertumbuhannya, perusahaan rokok ini menjelma dari perusahaan rokok menjadi Group Bisnis yang berinvestasi di berbagai sektor. Djarum mereka, dilarang di Amerika Serikat sejak tahun 2009 bersama dengan rokok kretek yang lainnya, karena telah diluncurkannya Dos Hermanos, sebuah cerutu premium pencampuran tembakau Brasil dan Indonesia. Kemudian Robert Budi Hartono dengan Group Djarum yang dipimpinnyapun melebarkan sayap ke banyak sektor antara lain perbankan, properti, agrobisnis, elektronik dan multimedia. Diversifikasi bisnis serta investasi yang dilakukan Group Djarum ini memperkokoh Imperium Bisnisnya yang berawal di tahun 1951.
Di bidang Agribisnis, Robert bersama Michael mempunyai perkebunan sawit seluas 65.000 hektar yang terletak di provinsi Kalimantan Barat sejak tahun 2008. Mereka bergerak di bawah payung Hartono Plantations Indonesia, salah satu bagian dari Group Djarum. Di bidang properti, banyak proyek yang dijalankan dibawah kendali CEO Djarum ini, R. Budi Hartono, dan yang paling besar adalah mega proyek Grand Indonesia yang ditandatangani pada tahun 2004 dan selesai pada tahun 2008.
Proyek ini mencakup hotel ( renovasi dari Hotel Indonesia ), pusat belanja, gedung perkantoran 57 lantai dan apartemen. Total nilai investasinya 1,3 Triliun rupiah. Majalah Globe Asia menyatakan bahwa Robert sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan 4,2 miliar dolar AS atau sekitar 37,8 triliun rupiah. Pada tahun yang sama, R. Budi Hartono bersama kakaknya, Michael Hartono dibawah bendera Group Djarum melebarkan investasi ke sektor perbankan. Dan mereka menjadi pemegang saham utama, menguasai 51% saham, PT Bank Central Asia Tbk ( BCA ) yang merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia saat ini. Berdasarkan data dari Bank Indonesia pada akhir tahun 2011 nilai aset BCA sebesar Rp 380,927 Triliun ( tiga ratus delapan puluh koma sembilan ratus dua puluh tujuh rupiah ).
BCA yang secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV, banyak hal sudah dilalui sejak saat berdirinya tersebut , dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997. Dan bukti eksistensi grup Djarum adalah gedung pencakar langit di kompleks mega proyek Grand Indonesia yang diberi nama Menara BCA. Karena bank BCA menjadi penyewa utamanya dari tahun 2007 hingga 2035. Dengan demikian maka tergabunglah lingkungan operasional dua raksasa bisnis Indonesia di tengah – tengah pusat ibukota yang menjadi bukti keberkuasaan Djarum di kancah bisnis Indonesia.
Robert Budi Hartono menikah dengan seorang wanita yang bernama Widowati Hartono atau lebih akrab dengan nama Giok Hartono. Bersamanya Widowati Hartono, Pemilik PT Djarum ini mempunyai tiga orang putra yang kesemuanya sudah menyelesaikan pendidikan. Mereka adalah Victor Hartono, Martin Hartono, dan Armand Hartono.
Disisi lain, Robert Budi Hartono Sangat menyukai olahraga bulutangkis yang bermula dari sekedar hobi kemudian mendirikan Perkumpulan Bulutangkis ( PB ) Djarum pada tahun 1969. Dari lapangan bulutangkis ditempat melinting kretek, Robert Budi Hartono menemukan talenta anak muda berbakat asli Kudus. Anak muda tersebut dimatanya, mempunyai semangat juang yang tinggi, mental yang hebat dan fisik yang prima. Tidak salah intuisinya, karena dalam kurun waktu yang tidak lama, anak tersebut mengharumkan nama bangsa di pentas dunia. Anak muda itu adalah Liem Swie King, yang terkenal dengan julukan “ King Smash ”.
Disamping itu bersama kakaknya yaitu Michael Budi Hartono,mereka menjadi pemilik Grand Indonesia dan perusahaan elektronik. Salah satu bisnis Group Djarum di sektor ini bergerak dibawah bendera Polytron yang sudah beroperasi lebih dari 30 tahun. Perusahaan Polytron ini kini juga memproduksi ponsel yang sebelumnya hanya meproduksi AC, kulkas, produk video dan audio, serta dispenser. Melalui perusahaan yang baru dibuat yaitu Ventures Global Prima Digital, mereka juga membeli Kaskus, yang merupakan salah satu situs terbesar di Indonesia.
Baca Juga :
- Profil Benito Mussolini
- Profil dan Biografi : Lafran Pane – Pendiri HMI ( Himpunan Mahasiswa Islam )