Mengenal Sutan Syahrir – Biografi Sang Pahlawan Nasional Indonesia
Sutan Syahrir – Sutan Syahrir dikenal dengan julukan “ Si Kancil “ dan juga “ The Smiling diplomat “ . Beliau juga dikenal sebagai Perdana Menteri Pertama Indonesia saat Republik Indonesia merdeka pada tahun 1945. Berkat jasa – jasa beliau , pemerintah Indonesia memberikan Gelar Pahlawan Nasional Indonesia kepada Sutan Syahrir.
Biodata Sutan Syahrir
Nama : | Sutan Syahrir |
Tempat, Tanggal lahir : | Padang Panjang , 5 Maret 1909 |
Wafat : | 9 April 1966 di Swiss |
Orangtua : | Mohammad Rasad , Puti Siti Rabiah |
Saudara : | Rohana Kudus |
Istri : | Maria Duchateau, Siti Wahyunah |
Anak : | Kriya Arsyah Sjahrir, Siti Rabyah Parvati Sjahrir |
Agama : | Islam |
Jabatan : | Perdana Menteri Pertama Republik Indonesia , Ketua Partai Sosialis Indonesia ( PSI ), Ketua Delegasi Indonesia pada Perundingan Linggarjati, Duta Besar Keliling Republik Indonesia |
Biografi Sutan Syahrir
Sutan Syahrir , lahir pada tanggal 5 Maret 1909 di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Beliau mempunyai saudara perempuan yang bernama Rohana Kudus. Ayah beliau bernama Mohammad Rasad gelar Maharaja Soetan bin Soetan Leman gelar Soetan Palindih dan Ibu Sutan Syahrir bernama Puti Siti Rabiah yang berasal dari Koto Gadang , Agam , Sumatera Barat.
Orang Tua Syahrir adalah orang yang terpandang di Sumatera. Ayah beliau menjabat sebagai penasihat Sultan Deli dan juga sebagai kepala jaksa atau landraad pada saat pemerintahan kolonial Belanda.
Riwayat Pendidikan Sutan Syahrir
Sutan Syahrir masuk ke sekolah terbaik pada zaman kolonial Belanda pada saat itu. Beliau memulai pendidikannya di ELS ( Europeesche Lagere School ) yang setingkat dengan Sekolah Dasar. Setelah menyelesaikan pendidikannya di ELS , Beliau kemudian melanjutkannya di MULO ( Meer Uitgebreid Lager Onderwijs ) yang pada saat itu setara dengan Sekolah Menengah Pertama ( SMP ). Disana beliau banyak membaca buku – buku asing terbitan Eropa dan juga karya-karya sastra luar.
Tamat dari MULO pada tahun 1926 , beliau kemudian pindah ke Bandung dan bersekolah di AMS ( Algemenee Middelbare School ) yang pada saat itu merupakan sekolah termahal dan terbaik di Bandung.
Mulai Terjun Ke Dunia Organisasi
Ketika di AMS beliau menjadi siswa terbaik , beliau banyak mengahabiskan waktunya dengan membaca buku terbitan Eropa serta mengikuti klub kesenian di sekolahnya . beliau juga aktif dalam klub debat di AMS.
Selain itu beliau juga mendirikan sekolah yang bernama Tjahja Volksuniversitet ( Cahaya Universitas Rakyat ) yang ditunjukkan pada anak-anak buta huruf dan dari keluarga yang kurang mampu. Pengalaman beliau dalam berorganisasi di sekolah membawa beliau dalam dunia politik pada saat itu .
Sutan Syahrir kemudian dikenal sebagai penggagas dalam berdirinya Jong Indonisie ( Himpunan Pemuda Nasionalis ) pada tanggal 20 Februari1927.
Sebagai seorang pelajar ketika itu Sutan Syahrir kerap dikejar-kejar oleh polisi Belanda di Bandung karena sering membaca berita mengenai pemberontakan PKI pada tahun 1926 yang pada saat itu dilarang dibaca untuk pelajar sekolah.
Sutan Syahrir juga merupakan pimpinan redaksi dari Himpunan Pemuda Nasional yang kerap berurusan dengan Kepolisian Bandung karena kerap mengkritik pemerintahan kolonial pada saat itu.
Menjadi Aktivis Sosialis
Tamat dari AMS, Beliau kemudian berangkat ke Belanda dan melanjutkan kuliahnya disana . Beliau kemudian masuk di Fakultas Hukum di Universitas Amsterdam , di Belanda.
Melihat menurunnya semangat pergerakan di Indonesia akibat pengawasan dari Pemerintah Kolonial Belanda yang ketat membuat beliau pada tahun 1931 memilih untuk berhenti kuliah dan kembali ke Indonesia untuk melanjutkan pergerakan nasional menuju kemerdekaan Indonesia.
Pengalamannya dalam berorganisasi ketika masih menjadi seorang pelajar dan juga ketika kuliah di Belanda membuat beliau segera bergabung dengan Partai Nasional Indonesia ( PNI Baru ) yang diketuai beliau pada tahun 1932.
Memimpin Partai PNI Baru bersama Bung Hatta
Kembalinya Mohammad Hatta ke Indonesia setelah dari Belanda dan memimpin Partai PNI Baru bersama Sutan Syahrir membuat PNI Baru cenderung lebih Radikal dibandingkan saat PNI masih dibawah kepemimpinan Soekarno.
Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno dan Mohammad Hatta untuk segera mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 15 Agustus 1945, desakan tersebut juga didukung oleh para pemuda pada saat itu.
Perdana Menteri Pertama Republik Indonesia
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno dan Mohammad Hatta mempropklamasikan kemerdekaan Indonesia . Pasca kemerdekaan Indonesia Sutan Syahrir ditunjuk oleh Presiden Soekarno sebagai Perdana Menteri pertama Republik Indonesia .
Beliau menjadi perdana menteri termuda di dunia yaitu berusia 36 tahun , beliau juga menjabat sebagai Perdana Menteri luar Negeri dan Menteri Dalam Negeri ketika Republik Indonesia baru saja merdeka , meskipun begitu terdapat banyak tulisan-tulisan Sutan Syahrir yang cinderung mengkritik serta menyerang Soekarno, tulisan beliau yang terkenal yaitu ‘ Perjuangan Kita ‘.
Penculikan Sutan Syahrir
Kaum persatuan perjuangan yang menculik Sutan Syahrir tersebut dipimpin oleh Mayor Jendral Soedarsono dan termasuk Tan Malaka , ada juga yang mengatakan bahwa Jendral Besar Sudirman juga ikut terlibat dalam penculikan tersebut.
Penculikan tersebut membuat presiden Soekarno marah besar . pada tanggal 1 Juli 1946, 14 pimpinan yang melakukan penculikan yang di dalamnya termasuk Tan Malaka berhasil ditangkap dan kemudian dipenjarakan oleh Polisi Surakarta dan di penjara di Wirogunan .
Pada tanggal 2 Oktober 1946 , Sutan Syahrir kembali menjadi Perdana Menteri yang kemudian melanjutkan perundingan Linggarjati yang terkenal pada 15 November 1946.
Sutan Syahrir , Sang Ahli Diplomasi Indonesia
Sutan Syahrir juga dikenal sebagai ketua BP KNIP ( Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat ), beliau juga merupakan seorang perancang dari perubahan Kabinet presidensil menjadi Kabinet parlementer Indonesia. Sebagai perdana menteri Sutan Syahrir telah melakukan perombakan Kabinet sebanyak tiga kali yaitu Kabinet Syahrir I , Syahrir II dan Syahrir III. Beliau juga dikenal sebagai tokoh yang konsisten dalam memperjuangkan kedaulatan Indonesia pada kancah Internasional melalui jalur Diplomasi.
Diplomasi Republik Indonesia yang diwakili oleh Sutan Syahrir muembuat PBB ikut campur dalam masalah Indonesia dan Belanda yang kemudian mendesak Belanda untuk mengakui kedaulatan Indonesia.
Mendirikan Partai Sosialis
Setelah tidak lagi menjabat sebagai Perdana Menteri , Sutan Syahrir kemudian menjadi penasihat Presiden Soekarno dan juga sebagai Duta Besar Untuk Indonesia.
Pada tahun 1948 , Sutan Syahrir mendirikan partai PSI ( Partai Sosialis Indonesia ) yang berhaluan kiri dan berdasarkan atas ajaran Marx – Engles yang menjunjung tinggi persamaan derajat manusia, pada tahun yang sama pula beliau berpisah dengan Maria Duchateau istrinya.
Sutan Syahrir Ditangkap Dan Wafat
Pada tahun 1951 , Sutan Syahrir menikah dengan Siti Wahyunah yang memberinya dua orang anak yang bernama Kriya Arsyah Sjahrir dan Siti Rabyah Parvati Sjahrir.
Pada tahun 1962 Sutan Syahrir ditangkap dan dipenjara tanpa pernah diadili hingga pada tahun 1965, kemudian beliau menderita penyakit stroke . pada akhirnya pemerintah ketika itu mengizinkan Sutan Syahrir untuk berobat di Zurich , Swiss.
Hingga pada akhirnya pada tanggal 9 April 1966, Sutan Syahrir menghembuskan nafas terakhirnya , jenazahnya kemudian di makamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Tepat ditanggal yang sama ketika Sutan Syahrir meninggal dunia, Pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional Indonesia kepada Sutan Syahrir atas jasa-jasanya sebagai salah satu pendiri Republik Indonesia melalui Keppres No. 76 tahun 1966.
Baca Juga :
- Biografi Dan Profil Jogi Hendra Atmadja – Pendiri Mayora
- Biografi dan Profil MH Thamrin – Pahlawan Nasional Indonesia