Ini Dia Profil Konglomerat Dato Sri Tahir Yang Jadi Wantimpres
Pada tanggal 13 Desember 2019 , Presiden Joko Widodo resmi melantik Dato Sri Tahir sebagai salah satu dari Sembilan Anggota Wantimpres ( Dewan Pertimbangan Presiden ) untuk periode 2019 – 2024
Sebelumnya Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengangkat Dato Sri Tahir sebagai penasihatnya. Konglomerat dan bos Bank Mayapada ini ditugaskan untuk membantu mengurusi kesejahteraan prajurit TNI.
Tahir memang dikenal sebagai sosok miliarder yang sangat dermawan. Melalui yayasan Tahir Foundation, orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes ini sudah menunjukkan kiprahnya di bidang amal. Sebutlah, sumbangan 10 unit armada bus Transjakarta ditambah lagi dengan uang Rp 6 miliar yang ketika itu diterima langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, atau pengobatan gratis untuk anak – anak penderita kanker.
Tidak k hanya itu, lewat Tahir Foundation, pemilik kelompok bisnis ini juga menjadi miliarder pertama Indonesia yang masuk dalam Bill & Melinda Gates Foundation, organisasi nirlaba buatan miliarder terkaya sejagad Bill Gates.
Pendiri Mayapada Group
Dato ’ Sri Prof. Dr. Tahir atau yang biasa akrab dipanggil dengan Tahir lahir di Surabaya pada tanggal 26 Maret 1952. Pria terkaya di Indonesia ini mengawali kiprah di dunia usaha dengan merintis bisnis garmen.
Dari garmen lambat laun, Tahir merambah bisnis lain. Di awali dari Mayapada Group yang di dirikannya pada tahun 1986, bisnisnya terus merambat dari dealer mobil, garmen, perbankan, real estate hingga di bidang kesehatan. Bahkan Tahir juga masuk ke dunia media dengan mendirikan Forbes Indonesia.
Bank Mayapada yang di dirikan pada tahun 1990 menjadi salah satu andalan dari Tahir untuk mengumpulkan pundi – pundi uang. Dari bisnis yang dijalankannya tersebut , Tahir berhasil mengantongi kekayaan .
Ia juga tercatat sebagai orang terkaya nomor 10 di Indonesia dan 973 dunia versi Majalah Forbes.
Gagal Jadi Dokter
Menjadi seorang pengusaha sebenarnya bukanlah cita – cita Tahir ketika masih kecil. Impian Tahir sesunguhnya adalah ingin menjadi seorang dokter. Setelah lulus dari SMA Kristen Petra Kalianyar Surabaya, Tahir kemudian melanjutkan pendidikannya dengan menjadi mahasiswa sekolah kedokteran di Taiwan. Akan tetapi cita – citanya kandas karena sang ayah meninggal dunia sehingga tidak sanggup membayar biaya kuliah.
Berbekal beasiswa, Tahir kemudian melanjutkan sekolah bisnis di Nanyang Technological University, Singapura. Akan tetapi , meskipun sudah menjadi pengusaha yang sukses, impian Tahir ternyata belum pupus. Beliaupun kemudian mendirikan Rumah Sakit Mayapada dan mulai beroperasi sejak tahun 1995.
Melalui rumah sakit ini, Tahir membantu orang – orang yang kurang mampu, termasuk memberikan pengobatan gratis bagi anak – anak yang mengidap kanker. Bahkan, untuk biaya transplantasi yang miliaran bisa di tanggung oleh yayasan amal tersebut.
Miliarder Murah Hati
Membantu anak – anak penderita kanker mungkin hanya sebagian dari aktivitas atau kegiatan sosial yang dilakukan oleh Tahir melalui lembaga amalnya. Melihat sepak terjangnya, Tahir merupakan contoh miliarder yang dapat dijadikan panutan karena tidak pelit mengeluarkan uang ratusan miliar demi kesehatan orang miskin atau untuk beasiswa bagi mahasiswa yang kurang mampu di seluruh Indonesia.
Dengan kekayaan US$ 1,85 miliar, Tahir menjadi salah satu miliarder yang paling murah hati di tanah air. Forbes mencatat, Tahir sudah menyumbangkan tidak kurang dari US$ 50 juta atau Rp 475 miliar untuk sejumlah universitas di China, Indonesia, Amerika Serikat, dan juga Singapura.
Tidak hanya Tahir, sang Istri yang merupakan putri dari pengusaha Indonesia Mochtar Riady, Rosy Riady, juga mendirikan yayasan sosial h2h Charity yang berperan dalam membantu menyekolahkan anak – anak yang kurang mampu di Indonesia. Tahir juga bergabung dengan Bill & Melinda Gates Foundation, yayasan sosial milik miliader terkaya di dunia Bill Gates.
Bos Mayapada ini juga diketahui menyumbangkan dana hingga US$ 100 juta atau setara dengan Rp 950 miliar, dari rencana sebesar US$ 200 juta. Sumbangan tersebut digunakan untuk membantu yayasan tersebut dalam menanggulangi melawan masalah TBC, HIV, dan malaria di Indonesia. Dana tersebut juga digunakan guna memperluas akses alat kontrasepsi.
Ketika banjir menyerbu Jakarta , Tahir Foundation menyalurkan bantuan kepada nelayan dan petambak sebesar Rp 100 miliar.
Baca Juga :
- Profil Agung Laksono – Dari Politisi Jadi Wantimpres
- Salahuddin Al-Ayyubi – Biografi Sang Jenderal Terhebat Dalam Perang Salib