Profil Bahlil Lahadalia – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM )

Posted on

Profil Bahlil Lahadalia – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM )

Nama Lengkap :Bahlil Ladahlia
Tempat, tanggal lahir : Banda , Maluku Utara , 7 Agustus 1976
Pendidikan :
  • SD Negeri 1 Seram Timur
  •  SMP Negeri 1 Seram Timur
  • SMEA YAPIS Fakfak
  • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay, Jayapura, Papua
Karier :
  • Bendahara Umum PB Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI ) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia ( 2003 )
  • Pemilik PT Bersama Papua Unggul
  • Pemilik PT Dwijati Sukses
  • Pemilik PT Rifa Capital Holding Company
  • Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia ( HIPMI ) ( 2015 – 2019 )
  • Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ( 2019 – 2024 )

Presiden Joko Widodo menunjuk Bahlil Lahadalia  untuk menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM ) di Istana Kepresidenan pada hari  Rabu 23 Oktober 2019 pagi. Penunjukkan  tersebut di barengi dengan pengumuman serta  pelantikan para menteri dan  juga beberapa jajaran pejabat setingkat menteri  yang lainnya. Sebelumnya, Bahlil sempat diundang oleh Presiden  Jokowi ke Istana Negara dengan mengenakan  kemeja putih.

 Diketahui, Bahlil dikenal mempunyai  sejumlah perusahaan yang masuk dalam berbagai sektor usaha, yaitu  perkebunan, properti, transportasi, pertambangan, dan juga  konstruksi. Tidak hanya itu, Bahlil pun dikenal dekat dengan Presiden  Jokowi. Hal tersebut  dibuktikan ketika  membuka Munas Hipmi XVI di Hotel Sultan, Jakarta pada Senin  tanggal 16 September 2019 lalu, Jokowi menyebut Bahlil dengan embel – embel ” adinda “.

Sebelum menjadi salah satu pengusaha ternama, Bahlil berjuang dengan berdagang kue hingga menjadi seorang sopir angkutan umum. Diketahui, bahwa ayah Bahlil dulunya mengemban profesi sebagai kuli bangunan, sehingga mau tidak mau ibunyapun turut mencari pekerjaan dengan menjadi seorang  tukang cuci. Mengingat kedua orangtuanya bekerja mencari uang, Bahlil kecil ( Ketika  itu masih menempuh jenjang sekolah dasar ) juga berusaha  untuk membantu ekonomi keluarga dengan menjual kue di sekolah. Ketika  itu, beliau  berjualan untuk membiayai sekolah dan membeli sepatu.

Beranjak remaja, Bahlil mencoba mengambil pekerjaan sebagai  seorang kondektur hingga sopir angkot. Atas kerja keras serta  usaha  yang sungguh – sungguh, Bahlil berhasil mendaftar kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay di Papua.

Baca Juga :