Profil Budi Karya – Dari Arsitek Hingga Menteri Perhubungan Kabinet Indonesia Maju
Presiden Joko Widodo menunjuk Budi Karya Sumadi untuk menjabat sebagai Menteri Perhubungan di Kabinet Indonesia Maju periode tahun 2019 – 2024. Pengumuman tersebut di umumkan oleh Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, pada tanggal Rabu 23 Oktober 2019.
Nama Lengkap : | Budi Karya Sumadi |
Tempat, tanggal lahir : | Palembang , 19 Desember 1956 |
Orangtua : | Abdul Somad dan Kusmiati |
Pendidikan : |
|
Karier : |
|
Kerja keras dan profesionalitas orang Palembang ini berhasil meraih ke puncak kariernya. Dari seorang arsitek swasta ditarik ke pemerintah. Budi Karya Sumadi diberikan tugas sebagai Menteri Perhubungan RI.
Pria kelahiran Palembang pada tanggal 18 Desember 1956 ini menghabiskan masa kecil di kota kelahirannya. Ketika itu, saat usianya menginjak 10 tahun, Budi Karya sempat membantu usaha orang tuanya berjualan sabun, lilin, makanan kering, dan juga selai pisang. Barang jualan tersebut di datangkan dari luar daerah. Budi kecil menjual barang dagangan tersebut dengan dua metode yaitu menitipkan di warung dan menjajakkan sendiri ke calon pembeli.
Ayah Budi Karya, merupakan seorang pejuang di Sumatera Selatan yang bernama Abdul Somad Sumadi ketika itu bekerja di Kanwil Deppen Sumsel ( 1962 ) setelah sebelumnya pernah bekerja sebagai seorang guru dan utusan pemerintahan Bung Karno.
Sedangkan sang ibu, Kusmiati bekerja sebagai seorang guru TK yang kemudian menjadi anggota DPRD Sumsel pada tahun 1956 – 1959. Sang ibu juga pernah menjadi pimpinan dari Redaksi Obor Rakyat yang terbit pada tahun 1962. Budi Karya mengenyam pendidikan di SD Muhammadiyah Bukit Kecil. Kemudian , melanjutkan ke SMPN 1 Talang Semut Lama dan SMA Xaverius I. Setelah itu, Beliau pun hijrah ke tanah Jawa tepatnya, Yogyakarta untuk kuliah Arsitektur di Universitas Gadjah Mada.
Mengawali karier sebagai seorang arsitek perencanaan di Departemen Real Estate PT. Pembangunan Jaya, prestasi Budi Karya terbilang gemilang. Bahkan, pada saat beliau sukses menyabet kursi Direktur Utama PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. dan PT. Jakarta Propertindo yang merupakan bagian Badan Usaha Milik Daerah ( BUMD ), Budi Karya banyak terlibat di berbagai proyek ibukota.
Salah satu proyek yang pernah dibangun oleh PT. Jakarta Propertindo di bawah kepemimpinan Budi Karya yaitu adalah revitalisasi taman kota Waduk Pluit dan Waduk Ria – Rio, penyelesaian rumah susun sederhana sewa ( Rusunawa ) di Marunda, dan juga Electronic Road Pricing ( ERP ).
Atas kesuksesannya, Budi Karya juga di percaya untuk memimpin Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) yaitu PT. Angkasa Pura II yang mengelola 13 bandara yang ada di Indonesia termasuk Bandara Internasional Soekarno – Hatta.
Budi Karya dan Presiden Joko Widodo telah saling mengenal bahkan, sejak Presiden Joko Widodo masih menjabat sebagaigubernur Pemprov DKI Jakarta.
Pada Reshuffle Kabinet Jilid II yang disampaikan di Istana pada tanggal 27 Juli 2016, Budi Karya dipilih sebagai Menteri Perhubungan dengan menggantikan Igniatus Jonan. Sebelumnya, Budi Karya sering bersebrangan dengan pemikiran dan keputusan Igniatus Jonan. Salah satunya, Budi Karya menolak permintaan Igniatus Jonan untuk mencopot General Manager Bandara Soekarno – Hatta akibat kesalahan ground – handling yang dilakukan maskapai oleh Lion Air 10 Mei silam. Disamping itu, Budi Karya juga sempat kembali berbeda pandangan dengan Igniatus Jonan mengenai masalah aktivasi Bandara Ultimate Soekarno – Hatta. Menurut Jonan, Infrastruktur belum siap serta belum adanya menara pengawas.
Ketika dilantik sebagai Menteri Perhubungan, Budi Karya mengaku bahwa dirinya di titipi dua pesan oleh presiden yaitu dirinya diminta untuk memperbaiki masalah konektivitas baik untuk jalur darat, laut, maupun udara. Lalu pesan yang kedua, dirinya diharapkan mampu memberdayakan stakeholder dan memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.
Baca Juga :
- Pofil Bambang Brodjonegoro – Menristek Dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional
- Profil Abdul Halim Iskandar – Dari Santri Jadi Menteri PDTT