Profil Budi Karya – Dari Arsitek  Hingga Menteri Perhubungan Kabinet Indonesia Maju

Posted on

Profil Budi Karya – Dari Arsitek  Hingga Menteri Perhubungan Kabinet Indonesia Maju

Presiden Joko Widodo menunjuk Budi Karya Sumadi untuk menjabat  sebagai Menteri Perhubungan di Kabinet Indonesia Maju periode  tahun 2019 – 2024. Pengumuman tersebut di umumkan oleh Presiden  Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta,  pada tanggal Rabu 23 Oktober 2019.

Nama Lengkap :Budi Karya Sumadi
Tempat, tanggal lahir :Palembang , 19 Desember 1956
Orangtua :Abdul Somad dan Kusmiati
Pendidikan :
  • SD Muhamadyah ( 1969 )
  • SMP Negeri I Talang Semut Lama ( 1972 )
  • SMA Xaverius I ( 1975 )
  • Uiversitas Gadjah Mada Jurusan Arsitektur ( 1981 )
Karier :
  • Ass. Perencana Design Center FT UGM ( 1979 )
  • Asisten Dosen Jurusan Arsitek FT UGM ( 1979 – 1980 )
  • Staf Dept. Real Estate pada Business Development Pembangunan & Property –  Management PT Pembangunan Jaya ( 1982 – 1991 )
  • Manager Marketing Property PT. Pembangunan Jaya Ancol ( 1989 – 1991 )
  • General Manager PT. Semarang Bukit Jaya Metro ( 1991 – 1992 )
  • Wakil Direktur PT. Jaya Land ( 1992 – 1994 )
  • Direktur Keuangan PT. Jaya Land ( 1994 – 2001 )
  • Direktur Keuangan PT. Jaya Real Property Tbk. ( 1994 –  2001 )
  • Direktur Pengembangan PT. Jaya Garden Polis ( 1994 – 2001 )
  • Presiden Direktur PT. Wisma Jaya Artek ( 1996 – 2001 )
  • Direktur Keuangan PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. ( 2001 – 2004 )
  • Direktur Keuangan PT. TIJA ( 2001 – 2004 )
  • Komisaris PT. Philindo ( 2001 – 2013 )
  • Direktur Utama PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. ( 2004 – 2013 )
  • Direktur Utama PT. Jakarta Propertindo ( 2004 – 2013 )
  • Direktur Utama Angkasa Pura II ( 2015 – 2016 )
  • Menteri Perhubungan Indonesia (2016 – Sekarang)

Kerja keras dan profesionalitas orang Palembang ini berhasil  meraih ke puncak kariernya. Dari seorang arsitek swasta ditarik ke pemerintah. Budi Karya Sumadi diberikan  tugas sebagai Menteri Perhubungan RI.

Pria kelahiran Palembang  pada tanggal 18 Desember 1956 ini menghabiskan masa kecil di kota kelahirannya. Ketika  itu,  saat  usianya menginjak 10 tahun, Budi Karya sempat membantu usaha orang tuanya berjualan sabun, lilin, makanan kering, dan juga  selai pisang. Barang jualan tersebut di datangkan dari luar daerah. Budi kecil menjual barang dagangan tersebut dengan dua metode yaitu menitipkan di warung dan menjajakkan sendiri ke calon pembeli.

Ayah Budi Karya, merupakan  seorang pejuang di Sumatera Selatan  yang bernama Abdul Somad Sumadi ketika  itu bekerja di Kanwil Deppen Sumsel ( 1962 ) setelah sebelumnya pernah bekerja sebagai seorang  guru dan utusan pemerintahan Bung Karno.

Sedangkan sang ibu, Kusmiati bekerja sebagai  seorang guru TK yang kemudian menjadi anggota DPRD Sumsel  pada tahun 1956 – 1959. Sang ibu juga pernah menjadi pimpinan  dari Redaksi Obor Rakyat yang terbit  pada tahun 1962. Budi Karya mengenyam pendidikan di SD Muhammadiyah Bukit Kecil. Kemudian , melanjutkan ke SMPN 1 Talang Semut Lama dan SMA Xaverius I. Setelah itu, Beliau  pun hijrah ke tanah Jawa tepatnya, Yogyakarta untuk kuliah Arsitektur di Universitas Gadjah Mada.

Mengawali karier sebagai  seorang arsitek perencanaan di Departemen Real Estate PT. Pembangunan Jaya, prestasi Budi Karya terbilang gemilang. Bahkan, pada saat beliau  sukses menyabet kursi Direktur Utama PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. dan PT. Jakarta Propertindo yang merupakan bagian Badan Usaha Milik Daerah ( BUMD ), Budi Karya banyak terlibat di berbagai proyek ibukota.

Salah satu proyek yang pernah dibangun oleh PT. Jakarta Propertindo di bawah kepemimpinan Budi Karya yaitu adalah  revitalisasi taman kota Waduk Pluit dan Waduk Ria – Rio, penyelesaian rumah susun sederhana sewa ( Rusunawa ) di Marunda, dan juga  Electronic Road Pricing ( ERP ).

Atas kesuksesannya, Budi Karya juga di percaya untuk memimpin Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) yaitu PT. Angkasa Pura II yang mengelola 13 bandara yang ada  di Indonesia termasuk Bandara Internasional Soekarno – Hatta.

Budi Karya dan Presiden Joko Widodo telah  saling mengenal bahkan, sejak Presiden Joko Widodo masih menjabat sebagaigubernur Pemprov DKI Jakarta.

Pada Reshuffle Kabinet Jilid II yang disampaikan di Istana pada tanggal 27 Juli 2016, Budi Karya dipilih sebagai Menteri Perhubungan  dengan menggantikan Igniatus Jonan. Sebelumnya, Budi Karya sering bersebrangan dengan pemikiran dan keputusan Igniatus Jonan. Salah satunya, Budi Karya menolak permintaan Igniatus Jonan untuk mencopot General Manager Bandara Soekarno – Hatta akibat kesalahan ground – handling yang dilakukan maskapai oleh  Lion Air 10 Mei silam. Disamping itu, Budi Karya juga sempat kembali berbeda pandangan dengan Igniatus Jonan mengenai  masalah aktivasi Bandara Ultimate Soekarno – Hatta. Menurut Jonan, Infrastruktur belum siap serta belum adanya menara pengawas.

Ketika  dilantik sebagai Menteri Perhubungan, Budi Karya mengaku  bahwa dirinya di titipi dua pesan oleh presiden yaitu dirinya diminta untuk memperbaiki masalah konektivitas baik untuk jalur darat, laut, maupun udara. Lalu pesan yang  kedua, dirinya diharapkan mampu memberdayakan stakeholder dan memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.

  Baca Juga :