Profil Novel Baswedan – Penyidik KPK
Nama Lengkap : | Novel Baswedan |
Tempat , tanggal lahir : | Semarang , 22 Juni 1977 |
Istri : | Rina Emilda |
Pendidikan : |
|
Karier : |
|
Mengawali kariernya di kepolisian, beliau kemudian lebih memilih untuk menjadi seorang penyidik di Komisi Pemberantasan Korupsi. Banyak kasus besar yang di bongkarnya serta risiko besar pun kadang mengancamnya.
Sosok Novel Baswedan sebenarnya cukup di kenal di kalangan masyarakat anti korupsi sebagai seorang penyidik KPK yang berani. Beliau adalah cucu dari Abdurrahman Baswedan, yaitu seorang tokoh Indonesia yang terlibat secara penuh dalam kemerdekaan Indonesia.
Novel Baswedan lahir di Semarang pada tanggal 22 Juni 1977 , beliau adalah lulusan Akademi Kepolisian pada tahun 1998. Setelah kelulusannya, sepupu Anies Baswedan, mantan menteri pendidikan, ini pun berkarier di Kepolisian Resor Kota Bengkulu setelah selang setahun kelulusannya.
Pada tahun 2004, Beliau di percaya sebagai Kasat Reskrim Polres Bengkulu yang berpangkat Komisaris. Dari posisi tersebut, Novel pun kemudian ditarik ke Bareskrim Mabes Polri selama kurang lebih dua tahun. Pada bulan Januari 2007, Novel ditugaskan Mabes Polri di KPK sebagai penyidik anti korupsi. Kariernya di KPK cukup gemilang. Novel dipercaya untuk menangani kasus – kasus korupsi besar.
Beliau bahkan dikenal tidak pandang bulu. Novel jugalah yang berhasil membawa pulang mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin dari tempat pelariannya di Kolombia. Beliau sudah mengungkap kasus Wisma Atlet yang melibatkan Angelina Sondakh.
Tidak hanya itu, Novel Baswedan juga berhasil menjebloskan Nunun Nurbaeti ke penjara terkait kasus suap cek pelawat pada pemilihan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia pada tahun 2004 silam.
Suami dari Rina Emilda ini juga turut mengungkap kasus jual beli perkara Pilkada yang melibatkan Ketua MK Akil Mochtar. Bahkan, Novel juga berhasil mencium kasus korupsi SIM di tubuh Polri, tempat dimana beliau mengawali kariernya sebagai seorang polisi.
Dalam kasus dugaan korupsi simulator SIM, beliau berhasil menyeret beberapa nama petinggi Polri. Ditambah lagi, beliau dengan berani memeriksa mantan Kakorlantas Polri Irjen Djoko Susilo. Tentu saja hal ini mengundang polemik karena menimbulkan keretakan antara KPK dan juga Polri. Akibat terjadinya perseteruan antara KPK dan Polri, pada tahun 2012, Novel sempat di gelandang oleh Polri karena di anggap sebagai tersangka dalam kasus dugaan penembakan terhadap pencuri sarang burung walet ketika ia masih bertugas di Polres Bengkulu 2004 silam. Tentu saja, Novel membantah ada keterlibatannya dalam kasus tersebut.
Bahkan ketegangan Polri dan KPK memaksa para penyidik yang berasal dari polisi yang berada di KPK untuk di tarik kembali ke Mabes Polri. Novel merupakan salah satu sosok yang memilih keluar dari polisi dan memilih untuk menjadi penyidik di KPK. Beliaupun kemudian diangkat sebagai penyidik tetap pada tahun 2014. Di tengah menjalani tugasnya, pada tahun 2015, kasus burung walet diungkit kembali . Novel di tangkap di kediamannya di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Akan tetapi , ayah 4 anak ini terbebas karena tidak cukup bukti.
Cobaan dan teror kembali menghadangnya. Ketika beliau menangani kasus korupsi E – KTP, pada 11 April 2017, setelah salat subuh di Masjid Al Ikhsan, Jakarta, Novel di siram dengan air keras oleh orang tidak dikenal. Cipratan air keras tersebut mengenai wajah dan matanya.
Teror tersebut tidak membuat gentar Novel. Beliaupun menyadari risiko pekerjaannya dan justru beliau semakin yakin akan pekerjaanya untuk membongkar kasus korupsi merupakan bagian jalan hidupnya.
Baca Juga :