Profil Prajogo Pangestu-Dari Supir Angkot Hingga Konglomerat 

Posted on

Profil Prajogo Pangestu – Dari Supir Angkot Hingga Konglomerat

Nama Lengkap :Prajogo Pangestu
Tempat , tanggal lahir :Sambas , Kalimantan Barat , 13 Mei 1944
Profesi :Pengusaha
Istri :Herlina Tjandinegara
Anak :Nancy, Agus Salim
Karier :
  • Pendiri Pabrik Chandra Asri di Cilegon, Banten, 1990
  • Pendiri Bank Andromeda, 1990
  • Presiden PT Chandra Asri, 1990 – 1999
  • Presiden Komisaris PT Tripolyta Indonesia Tbk
  • Presiden Komisaris PT Chandra Asri Petrochemical Center
  • Wakil Presiden Komisaris PT Tanjungenim Lestari Pulp & Paper
  • Presiden Komisaris PT Barito Pacific Timber, Tbk, sejak 1993
  • Komisaris PT Astra International, 1993 – 1998
  • Pendiri sebuah Hotel di Pulau Sentosa, Singapura, 1991
  • Pendiri PT Musi Hutan Persada, 1991
  • Pendiri PT Barito Pacific Lumber, 1977
  • General Manager Pabrik Plywood Nusantara,Gresik, Jawa Timur, 1975
  • Pegawai di PT Djajanti Group, 1969 – 1976.

Pendiri Barito Group ini mengawali kariernya dari mulai  dari seorang sopir angkot. Jatuh bangun, beliau  rasakan. Puncaknya, Sang Raja Kayu Prajogo Pangestu pernah masuk salah satu orang kaya Indonesia.

Prajogo Pangestu lahir dengan nama Phang Djoem Phen di Sambas, Kalimantan Barat, pada tahun 1944. Terlahir dari keluarga yang  miskin mengharuskan  seorang Prajogo hanya menamatkan sekolahnya hingga tingkat menengah pertama.

Untuk mengubah nasib, Parajogo merantau ke Jakarta. Akan tetapi ,  beliau  tidak terlalu beruntung tinggal di ibu kota Indonesia karena tidak kunjung memperoleh  pekerjaan. Oleh sebab itu,  beliau akhirnya  memutuskan kembali ke Kalimantan dan bekerja menjadi  seorang sopir angkutan umum.

Ketika  menjadi pengemudi, pada tahun 60- an, Prajogo mengenal pengusaha kayu asal Malaysia yang bernama Bong Sun On alias Burhan Uray. Pada tahun 1969 beliau  bergabung dengan Burhan Uray di PT Djajanti Group. Berkat kerja kerasnya, tujuh tahun kemudian Burhan memberikan jabatan General Manager ( GM ) Pabrik Plywood Nusantara di Gresik, Jawa Timur kepada Prajogo.

Akan tetapi , Prajogo menjadi GM di pabrik Plywood hanya setahun dan keluar untuk memulai bisnis sendiri dengan membeli CV Pacific Lumber Coy, yang pada saat  itu sedang mengalami kesulitan keuangan. Prajogo membayarnya dengan uang pinjaman Bank BRI dan beliau  lunasi hanya dalam setahun.

Dalam perjalanannya, Prajogo mengganti nama Pacific Lumber menjadi PT Barito Pacific. Selanjutnya  bisnisnya terus meningkat hingga bekerja sama juga dengan anak – anak Presiden Soeharto dan pengusaha yang  lainnya demi memperlebar bisnisnya. Bahkan Prajogo Pangestu menduduki peringkat ke – 40 orang terkaya Indonesia.

Pada era Presiden Soeharto, Prajogo termasuk salah satu konglomerat ternama yang dimiliki Indonesia. Bisnisnya dengan bendera Barito Group berkembang luas dibidang  petrokimia, minyak sawit mentah, properti, perkayuan. Saat ini  Barito Group dipegang generasi anaknya, Agus Salim Pangestu.

Baca Juga :